Beda anak, beda juga gaya belajarnya. Ada anak yang lebih cepat memahami informasi dengan mendengarkan, ada juga anak yang lebih tanggap jika menyentuh langsung objeknya. Hal ini perlu dimengerti setiap orang tua untuk membantu proses pembelajaran si kecil.
Nggak ada yang salah dengan gaya belajar anak. Gaya belajar itu hanya mengacu pada cara si kecil memproses, mengolah, dan menyimpan informasi.
Pada dasarnya ada 4 gaya belajar, yakni visual, auditori, taktil, dan logis. Simak dan pahami yang mana gaya belajar anak untuk gali potensinya!
1. Gaya Belajar Visual
Anak dengan gaya belajar visual cepat menyerap informasi dengan melihat gambar. Daripada hanya mendengarkan kata-kata, mereka belajar lebih efektif jika melihat langsung.
Jangan heran jika pembelajar visual lebih suka presentasi menggunakan gambar-gambar. Mereka antusias membuat diagram, peta, atau mind-mapping. Anak yang memiliki bakat artistik kuat biasanya punya gaya belajar ini
Ciri lain anak visual adalah mereka sangat cepat menghapal bentuk, warna, dan huruf.
Optimalkan proses belajar anak visual dengan memberinya buku-buku bergambar atau memberinya tontonan edukatif di YouTube. Saat menjelaskan sesuatu, Moms bisa memperagakannya atau menggambar diagram untuk membantu si kecil.
2. Gaya Belajar Auditori
Jika anak visual terbantu oleh gambar, anak auditori memproses lebih cepat dengan mendengarkan. Mereka biasanya suka menghapal dan mengulang hal yang didengar dengan bahasa mereka sendiri.
Anak auditori mudah mengingat lagu dan musik. Meski nggak terlalu tertarik membaca buku, mereka akan senang jika dibacakan buku cerita. Mereka juga cepat mengulang dan lihai mengomentari cerita.
Moms bisa mengarahkan anak auditori dengan sering-sering mengajaknya berdiskusi. Semakin sering berkomunikasi, semakin banyak informasi yang diserapnya. Moms juga bisa membacakannya buku cerita, termasuk cerita karangan Moms sendiri.
Karena suka musik, siapkan banyak playlist edukatif untuk si kecil.
3. Gaya Belajar Taktil
Anak dengan gaya belajar taktil memahami sesuatu melalui sentuhan. Mereka perlu merasakan dan menyentuh objek untuk mengerti cara kerjanya.
Karenanya anak taktil suka objek yang bertekstur, senang bermain balok, lego, dan objek berdimensi lain. Mereka suka terlibat dan berpartisipasi langsung untuk memahami sesuatu.
Untuk mengarahkan si kecil, Moms harus memberikannya kesempatan untuk mencoba sendiri berbagai hal. Misalnya untuk menjelaskan tentang ekosistem hewan, Moms bisa mengajaknya ke kebun binatang dan membiarkannya berinteraksi dengan hewan.
4. Gaya Belajar Logis
Kalau si kecil jago dalam berhitung dan menunjukkan kemampuan nalar yang baik, sepertinya dia termasuk gaya belajar logis. Ciri khasnya, mereka cepat membaca pola serta memetakan informasi yang tampaknya nggak logis buat orang lain.
Anak dengan gaya belajar logis juga suka mengorganisir, menggunakan sistem urutan, dan berbagai metode. Teka-teki logika dan memecahkan masalah adalah favoritnya. Mereka adalah problem solver yang lihai.
Bantu si kecil gali potensi terbaiknya dengan sering memberinya buku puzzle, trivia, teka-teki matematika, eksperimen ilmiah, hingga menulis cerita.
Selain gaya belajar berdasarkan stimulus di atas, ada juga jenis gaya belajar berdasarkan partisipasi. Gaya belajar soliter untuk si kecil yang suka belajar sendiri di ruang yang tenang, dan gaya belajar sosial untuk anak yang suka banyak orang terlibat.
Apapun gaya belajar anak, tugas orang tua adalah mendukungnya. Moms bisa melakukannya dengan menyediakan gizi seimbang dan susu Ultra Mimi Kids untuk menyempurnakannya!
Source image: freepik