dr. Nadia Octavia
Pandemi corona yang saat ini tengah berlangsung membuat masyarakat resah. Tak hanya bagi orang dewasa, virus corona pun berbahaya bagi anak. Berbagai upaya pencegahan dilakukan, mulai dari physical distancing hingga menggunakan semprotan disinfektan.
Infeksi virus corona atau COVID-19 merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus. Orang yang terinfeksi virus jenis ini akan mengalami gejala gangguan pernapasan ringan hingga sedang, dan dapat membaik dengan sendirinya.
Namun, ada beberapa faktor yang membuat gejala infeksi virus menjadi lebih parah, yakni usia lanjut dan penyakit penyerta (komorbid) di antaranya diabetes dan kanker.
Anak-anak juga tergolong rentan karena daya tahan tubuhnya yang tidak sebaik orang dewasa.
Nah, salah satu upaya pencegahan yang sedang marak dilakukan adalah dengan menyemprotkan disinfektan. Disinfektan sendiri merupakan bahan antimikroba yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada permukaan suatu benda.
Tindakan sterilisasi sebetulnya lebih efektif dibandingkan disinfeksi, di mana melibatkan proses fisik dan kimia ekstrem untuk membunuh mikroorganisme.
Disinfektan berbeda dengan antiseptik yang membunuh mikroorganisme pada jaringan hidup. Jenisnya dapat berupa cairan, seperti alkohol, formaldehid, dan klorin, atau aerosol.
Bahaya Semprotan Disinfektan yang Tidak Tepat bagi Anak
Penggunaan disinfektan yang tidak tepat dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan, termasuk pada anak. Berikut beberapa bahaya disinfektan untuk tubuh yang perlu Anda ketahui!
1. Menyebabkan Serangan Asma
Menurut penelitian dalam American Journal of Infection Control tahun 2017, penggunaan disinfektan dapat memicu timbulnya serangan asma melalui bahan iritan di dalam disinfektan, seperti ethanolamines, chlorhexidine, glutaraldehyde, ortho-phthalaldehyde, dan hexachlorophene.
2. Memicu Masalah Kulit dan Mata
Paparan disinfektan juga dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan kulit, seperti iritasi dan dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak iritan merupakan suatu reaksi peradangan kulit sehingga terjadi kerusakan kulit langsung.
Gejala yang dapat timbul bisa berupa kemerahan, kulit menjadi kering, dan timbulnya lepuhan pada kulit. Selain keluhan pada kulit, disinfektan dapat menyebabkan iritasi bila mengenai mata.
Studi dalam Journal of the American Medical Association menyebutkan penggunaan disinfektan dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan pada anak.
Penelitian ini dilakukan dari tahun 1998-2002 pada sekolah dan tempat penitipan anak yang rutin melakukan disinfeksi. Hasilnya, 830 dari 2.593 anak mengalami iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan atas.
3. Risiko Obesitas Meningkat
Penelitian lain yang dilakukan di Kanada menyebutkan, penggunaan disinfektan rumah dapat menyebabkan peningkatan risiko obesitas.
Studi ini menemukan, anak dari orang tua yang rutin menggunakan disinfektan rumah memiliki risiko berat badan berlebih (obesitas) pada usia tiga tahun.
Peningkatan risiko ini diduga berkaitan dengan perubahan bakteri pada sistem saluran cerna anak.
Anak yang orang tuanya rutin menggunakan disinfektan mengalami penurunan “bakteri baik” di usus, sehingga meningkatkan risiko obesitas.
Cara Tepat dan Aman Memakai Disinfektan
Untuk pencegahan beberapa masalah kesehatan di atas, sebaiknya jauhkan disinfektan dari jangkauan anak-anak. Pastikan anak-anak tidak berada di dalam ruangan.
Menurut penelitian yang dilansir dari jurnal Environmental Health, disinfektan akan tetap bertahan di udara selama 20 menit. Jadi, pastikan terdapat jeda durasi yang cukup sebelum anak kembali masuk ke dalam ruangan.
Beritahu juga kepada anak untuk menghindari memegang benda yang baru saja didisinfeksi dan memasukkan tangan ke mulut.
Selain melakukan penyemprotan disinfektan, pastikan anak Anda terjaga daya tahan tubuhnya melalui asupan makanan yang bergizi dan beristirahat yang cukup sebagai upaya pencegahan infeksi virus corona pada anak.
Ajarkan juga beberapa cara menjaga kebersihan. Biasakan anak untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum makan atau menyentuh area wajah, dan setelah bermain.